PURWA WACANA

Om Swastiastu,

Desa Pakraman Pedungan memiliki pengurus yang telah di pilih pada Sabtu, 26 Maret 2011. Dengan susunan pengurus sebagai berikut: Bendesa : Drs. I Nyoman Sumantra; Penyarikan: I Nyoman Subaga ; Patengen: I Gusti Putu Loka; ; Patajuh Parhyangan : I Nyoman Jiwa Pande, S.Sos; Patajuh Pawongan : I Made Badra; Patajuh Palemahan : Ir. I Ketut Adhimastra, M.Erg; Kasinoman: I Made Suardana, SE

Om Santhi, santhi, santhi Om

26 Juli 2009

SOSIALISASI RENCANA KARYA NGUSABHA KE PURA KAYANGAN TUNGKUB


Hari minggu 26 Juli 2009 pihak Prajuru Desa Pakraman Pedungan mengadakan sosialisasi ke pura Kayangan Tungkub. Bertempat di pura Kayangan Tungkub, siang itu prajuru desa diterima oleh Mangku Pura Kayangan Tungkub, dengan topik Penyampaian rencana karya berkaitan dengan Karya Ngusabha Desa yang akan dilaksanakan tahun 2010 nanti. Pada prinsipnya Jro Bendesa menyampaikan rencana karya dimaksud dengan mengikut sertakan pura Kayangan Tungkub ini untuk dilibatkan sebagaimana Pura Kahyangan Tiga lainnya. Hal-hal lain yang diluar kaitannya dengan rencana karya akan diadakan pembicaraan lebih lanjut dalam forum desa setelah selesai karya. Mangku pura Kayangan Tungkub menerima hal-hal yang disampaikan oleh jro bendesa, utamanya mengenai melibatkan pura Kayangan Tungkub dalam rangkaian karya mendatang.

KESIMPULAN PARUMAN SULINGGIH & PARUMAN WALAKA PHDI PROVINSI BALI

Pokok Bahasan:

Panca Bali Krama Tahun 2009, Perkawinan “ Negen Dadua” dan Pembentukan Lembaga Pengembangan Pendidikan Hindu, Tanggal 29 Desember 2008, Tempat : Kantor PHDI Provinsi Bali Jln. Ratna No. 71 Denpasar

Pada hari Senin, tanggal 29 Desember 2008 telah diselenggarakan Paruman Sulinggih dan Paruman Walaka bertempat di Kantor Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Jln. Ratna, No. 71 Denpasar. Paruman pada hari itu telah membahas 3 (tiga ) materi pokok bahasan :

1. Paruman Sulinggih membahas “Panca Bali Krama dan Nyepi tahun 2009,
2. Paruman Walaka tahap Pertama membahas tentang Perkawinan Negen Dadua,
3. Paruman Walaka tahap Kedua membahas tentang Pembentukan Lembaga Pengembangan Pendidikan Hindu / LPPH).


Paruman Sulinggih membahas “Panca Bali Krama dan Nyepi tahun 2009” dengan kesimpulan adalah sebagai berikut :

Tentang sebutan Panca Wali Krama dengan sebutan Panca Bali Krama, sesungguhnya adalah sama, karena hanya masalah perubahan struktur fenom saja.

* Panca Bali Krama (Panca Wali Krama) jatuh setiap sepuluh tahun sekali, dan pelaksanaan Panca Bali Krama sekarang jatuh pada Tilem Caitra (Tilem Kesanga) Tahun Saka berakhir dengan angka nol (Rah Windu). Tepatnya tahun saka 1930, jatuh pada hari Buda, Pahing, Kuningan, tanggal 25 Maret 2009.;
* Pada hakekatnya semua Sulinggih itu sama, sehingga semua Sulinggih (Sarwa Sadaka) yaitu Pedanda, Rsi, Empu dan Dukuh, mempunyai kesempatan yang sama untuk Muput pada saat upacara Panca Bali Krama. Dan semua Sulinggih Pedanda, Rsi, Empu, dan Dukuh dibenarkan ngastawa di Bale Gajah, Pura Gajah.;
* Semua Sulinggih agar meningkatkan pengendalian diri antar sesama Sulinggih dan begitu juga kepada umatnya, demi menjaga citra, kemuliaan dan kesucian Sulinggih.;
* Dalam menyongsong Karya Agung Panca Bali Krama dan Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih sebagaimana halnya dalam pelaksanaan setiap yadnya lebih-lebih yadnya yang besar, perlu didukung dengan pengendalian diri yang baik, sikap dan prilaku yang iklas, yang dilandasi dengan kesucian pikiran, perkataan dan perbuatan.;
* Lontar tentang “Panca Bali Krama “ menyebutkan :

Kayatnakna, away saulah-ulah lumaku, ngulah subal, yan tan hana bener anut linging aji. Nirgawe pwaranya kawalik purihnya ika, amrih ayu byakta atemahan hala. Mangkana wenang ika kaparatyaksa de sanga anukangi, sang adiksani lan sang adruwe karya, ika katiga wenang atunggalan panglaksana nira among saraja karya.:

Away kasingsal, apan ring yadnya tan wenang kacacaban, kacampuhan manah weci, ambek baranta, sabda pususya.:

Ikang manah stithi nirmala juga maka sidhaning karya, margining amanggih sadya rahayu, kasidhaning panuju mangkana kangetakna, estu phalanya.;

Maksudnya :

Waspadalah jangan sembarangan melangkah asal jalan saja, apabila tidak benar sesuai dengan ucap sastra agama. Pekerjaan sia-sia itu namanya, akan berbaliklah harapan yang diperoleh, berharap kebaikan, tetapi nyatanya menjadi baik (buruk). Demikianlah patut selalu waspada bagi Tapini, Yajamana dan orang yang memiliki yadnya, ketiganya itu patut menyatukan pandangan dan langkah dalam mengendalikan semua pekerjaan (yadnya).;

Janganlah saling bertentangan, sebab dalam pelaksanaan yadnya tidak boleh ternodai, dicampuri oleh pikiran kotor, pikiran bimbang, kata-kata kasar. Pikiran yang suci dan tidak ternoda jualah yang mengantarkan keberhasilan suatu yadnya, sebagai jalan menemukan keberhasilan dan keselamatan, berhasil mencapai tujuan, demikianlah selalu diingat, semoga mendapatkan pahalanya.;

* Tentang adanya orang (karma) meninggal :

Untuk mendukung kesucian Karya Agung Panca Bali Krama, dianjurkan sedapat mungkin untuk melaksanakan pengabenan bagi masyarakat yang punya sawa mapendem, dengan batas waktu untuk pengabenan masal selambat-lambatnya tanggal 13 Pebruari 2009 sudah selesai dilaksanakan.;

Bagi yang meninggal setelah 13 Pebruari 2009 kepada masyarakat masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan Upacara Ngaben mendadak sehingga dalam batas waktu 20 Pebruari 2009.;

Bila meninggal setelah tanggal 20 Pebruari 2009 sampai dengan selesainya upacara mejauman tanggal 27 April 2009, hendaknya tidak melaksanakan kegiatan pembakaran mayat baik dalam bentuk upacara tanggal 20 Pebruari Pengabenan maupun mekingsan di geni .;

1. Sawa (mayat) agar dipendem (dikubur) sesegeranya, perjalanan ke setra dilaksanakan pada sore hari setelah matahari terbenam. Tata cara dan upacara mendem sawa mula –mulai nyiramang dan seterusnya berlaku sebagai

15 Juli 2009

GERUH NARA SUMBER GAMBUH, ASET BUDAYA DESA PEDUNGAN


Salah satu potensi seni budaya yang telah sedang dan akan berkembang terus adalah Gambuh, tari klasik ini telah membuat nama desa Pedungan meroket di dunia nasional Indonesia maupun di dunia Internasional. Mungkinkah seni klasik ini akan menjadi warisan seni dunia yang setara dengan warisan dunia dalam konteks 7 keajaiban dunia? Kita hanya dapat berharap dan menunggu, niscaya harapan ini dapat menjadi kenyataan bilamana kerja keras generasi penerus Gambuh berlanjut sebagaimana nara sumbernya yakni I Gede Geruh. Berita atau informasi tentang Geruh dan gambuhnya bisa diakses disitus penunjang situs ini yakni http://pembangunanpedungan.blogspot.com

Rapat Tri Wulan ke 4, akhir tahun 2008

Pada bulan desember 2008, diadakan rapat rutin ke 4 atau rapat akhir tahun oleh prajuru desa Pedungan. Rapat ini dihadiri pula oleh: Lurah Pedungan; Ketua LPM; Pemangku Kahyangan Tiga; Ketua Widya Sabha; Prajuru Banjar; serta Ketua Pecalang yang ada di wewidangan Desa Pedungan.

Adapun hasil rapat yang merupakan inti agenda acara adalah dikeluarkannya Agenda kegiatan rutin untuk tahun2009.

  1. Pah Karya Tumpek Landep, Sabtu 17 Januari 2009 Pujawali: 1. keris pajenengan Pura Dalem, 2. ring Pura Sarin Peken. Sane polih Nyanggra Pemangku lan Pengemong.
  2. Pah Karya Tawur Kesange Isaka 1930, dengan urutan acara: Senin 23 Maret Ida betara Melasti ke segara, Selasa 24 Maret Ida Betara Nyejer ring Bale Agung, Rabu 25 Maret Tawur Kesange, Kemis 26 Maret Nyepi Sipeng. Sane polih nyanggra Br. Dukuh Pesirahan nyiagayang sarana anggen ngias ring Bale Agung, Br Manesa lan Puseh ngias lan mareresik ring Pura Desa, Br. Pesanggaran lan Ambengan mereresik ngias lan megambel ring segara, Br. Pande megambel ring Bale Agung rikala melasti lan Tawur kesange, Br. Karangsuwung megambel rikala nyejer. Pamiteges: prajuru lan pecalang desa magebagan ring pura Desa, prajuru lan pecalang banjar magebagan ring banjar soang-soang nereptiang krama ngelaksanayang Brata Panyepian/sipeng
  3. Anggara kasih Medangsia, selasa 7 April Pujawali ring Pura Puseh; Pura Desa; Pura Saren. Sane polih nyanggra ring Pura Puseh Br. Sama, ring Pura Desa Br. Pande. Untuk selasa 3 Nopember, sane polih nyanggra ring Pura Puseh Br. Sawah, ring Pura Desa Br. Kaja. Ring pura Saren sane polih nyanggra pemangku lan pengemong.
  4. Buda Manis medangsia, Rabu 8 April pujawali ring Pura Dalem sane nyanggra Br. Kepisah, Rabu 4 Nopember pujawali ring Pura Dalem sane nyanggra Br. Karangsuwung
  5. Tumpek Wayang, sabtu 11 Juli pujawali unen-unen Ida Betara ring pura Puseh, sane nyanggra Pengemong-krama Br Manesa lan Puseh.
  6. Pon Galungan, Sabtu 17 Oktober unen-unen Ida Betara Dalem lunga ke Pura Karangboma, sane nyanggra krama Br. Kepisah – pengemong – pemangku – pemaksan – prajuru banjar lan prajuru desa.
  7. Buda Cemeng Merakih, Rabu 2 Desember unen-unen Ida Betara Pura Dalem lunga ke Pura Penataran Pesanggaran, sane nyanggra krama Br. Kepisah – pengemong – pemangku – pemaksan – prajuru banjar lan prajuru desa.
  8. Pecaruan Sasih ke 6 ring marga tiga, sasih kelima/keenem, sane nyanggra Br. Pande

13 Juli 2009

RAPAT TRIWULAN KEDUA 2009

Sesuai dengan jadwal rapat rutin tri wulan ke dua, Desa Pakraman Pedungan mengadakan rapat prajuru desa dengan prajuru banjar serta dihadiri pula oleh: Pemangku Kahyangan Tiga; Ketua Widya Sabha dan Ketua Pecalang Desa, rapat diadakan pada hari Minggu 5 Juli 2009 bertempat di Ruang rapat LPD Desa Pedungan. Sebagaimana biasanya dalam rapat rutin, Bendesa menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan melaporkan kegiatan 3 bulan yang telah berlalu disertai dengan rencana yang akan dilaksanakan 3 bulan ke depan.
1. Ucapan trimakasih disampaikan oleh Jro Bendesa dalam rangkaian suksesnya pelaksanaan pujawali di Kahyangan Tiga, baik di Pura Desa - Puseh maupun Pura Dalem.
2. Diingatkan pula kepada prajuru banjar untuk senantiasa menjaga keamanan di masing-masing banjar terkait dengan pelaksanaan pilpres di hari Rabu 8 Juli 2009 mendatang.
3. Dalam pengembangan kedepan LPD di Bali menghadapi tantangan yang cukup berat, dalam hal ini pemda Bali telah menerbitkan sebuah pergub - peraturan gubernur - yang mengatur prihal LPD. Dimohonkan oleh Bendesa, dalam hal persaingan ekonomi di Desa Pakraman Pedungan ini khususnya dalam pertumbuhan koprasi, agar melakukan persaingan yang sehat guna menjaga nama baik desa, citra dan image desa pakraman Pedungan.
4. Dalam rencana PT Indonesia Power yang akan memperluas areal pembangunan guna penambahan kekuatan/daya Listrik 120 MW, diingatkan kepada kelian banjar Pasanggaran untuk lebih waspada terhadap isu-isu tentang kemungkinan dampak lingkungannya. Dalam hal pencemaran yang mungkin muncul: pencemaran udara dan pencemaran kebisingan yang diakibatkan oleh penambahan mesin-mesin penambah daya listrik menggunakan bahan sisa yakni bahan bakar MMO.
5. Kepada Ketua Widya Sabha, dimohon untuk mulai mempersiapkan agenda latihan guna pelaksanaan lomba kidung (Utsawa dharma gita - UDG) bagi remaja.
6. Berkaitan dengan telah turunnya proposal dana renovasi Wantilan, maka akan dilaksanakan pada bulan-bulan ke depan ini. Sedangkan untuk dana kegiatan pasraman sudah dan sedang dilaksanakan.
Demikian antara lain beberapa hal yang dibahas dalam rapat rutin kali ini.

11 Juli 2009

Dana Digelontor, Pesraman di Tabanan Minim (Bali Post)

Walau Gubernur Bali telah menggelontor bantuan kepada desa pakraman yang salah satu tujuannya meningkatkan sumber daya manusia, tidak banyak desa pakraman yang menggelar pesraman sesuai dengan harapan gubernur yang telah memberikan bantuan itu. Bahkan, sejumlah bendesa adat terang-terangan mengatakan tidak ingin menggelar pesraman dan memilih bantuan itu difokuskan untuk pembangunan fisik dan biaya piodalan.

Kondisi tersebut sangat disayangkan oleh Ketua Sabha Yowana Tabanan, Bagus Arya Kusuma.
Dikatakan Gus Arya, panggilan akrabnya, gaung pesraman di Tabanan kecil. Dari pengamatannya, hanya sedikit yang benar-benar menggelar kegiatan peningkatan pemahaman terhadap ajaran Hindu dan budaya itu. Kebanyakan alasan bendesa adat kata dia, menyelenggarakan pesraman sangat repot di samping menghabiskan biaya yang cukup banyak. Selain itu, masih banyak bendesa adat yang memandang pembangunan fisik seperti pura yang megah merupakan hal yang terpenting.

''Kami sangat menyayangkan, banyak desa pakraman yang enggan menggelar pesraman. Padahal selain instruksi Gubernur Bali, kegiatan itu sangat penting artinya, bukan hanya bagi generasi muda tetapi seluruh krama. Pembangunan fisik yang megah tidak banyak artinya tanpa pembinaan manusianya,'' katanya Jumat (10/7) kemarin.

Sejumlah bendesa adat membenarkan enggan menggelar pesraman. Alasannya, pembangunan fisik dipandang lebih penting dan dihargai oleh krama adat. ''Jika buat pesraman tidak jelas ukuran keberhasilannya. Jika buat pembangunan jelas krama akan mengingat kinerja bendesa adat bagus karena terlihat nyata,'' ujar salah satu bendesa adat yang tidak menggelar pesraman.

Sementara itu, Ketua Majelis Madya Desa Pakraman Tabanan versi Pemda, IGK Suartanayasa, membenarkan ada sejumlah bendesa adat yang bermental seperti itu. Namun kata dia, pihaknya aktif turun dan memberikan imbauan agar digelar pesraman. Bahkan, ia mengaku akan turun secara khusus pada desa pakraman yang tidak menggelar pesraman. Di Tabanan, ada 345 desa pakraman dan belum semuanya menggelar pesraman. Dari Rp 50 juta bantuan Gubernur Bali, Rp 20 juta semestinya digunakan untuk menggelar kegiatan pesraman baik untuk anak-anak, remaja, sekaa teruna, pemangku maupun serati.

''Tetapi banyak yang hanya membuat pesraman pemangku. Banyak juga yang sedang berlangsung. Memang pelaksanaanya lambat karena kesibukan Pileg dan Pilpres. Memang tidak ada sanksi jika tidak dilaksanakan, tetapi kami terus turun melakukan pembinaan,'' ujarnya.
(kmb14)


Bendesa Desa Pedungan menyatakan: Kalau di Desa Pedungan, dana bantuan ini memang benar-benar dipergunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan bantuan. Yakni pasraman untuk anak-anak kelas 5 SD, dengan nama pelaksanaan PASRAMAN DHARMA SASTRA ADHYAKSA. Sampai saat ini (tahun 2009) telah melaksanakan Pasraman sejenis untuk yang ke 4 kalinya. Pasraman pertama dimulai tahun2006. Untuk lengkapnya lihat label Pasraman disebelah ini



07 Juli 2009

RENCANA KARYA NGUSABHA


Dalam acara serah terima jabatan dari pengurus lama atau prajuru lama ke prajuru baru masa bakti 2005-2010, disampaikan oleh bapak Nyoman Roma (Bendesa yang digantikan) tentang adanya rencana prajuru yang belum sempat dilaksanakan, prajuru hanya baru memikirkan untuk akan melaksanakan yakni rencana Nangun Karya Ngusabha Desa. Untuk hal tersebut, maka kepada bendesa baru (bapak Nyoman Sumantra) disarankan agar dalam periode selanjutnya rencana ini dapat diagendakan.
Dalam rangkaian tersebut diadakan ngaturang Pajati di Pura Desa dengan disaksikan oleh prajuru desa baik adat maupun dinas serta utamanya para pemangku Kahyangan Tiga Desa Pakraman Pedungan pada hari Minggu 24 September 2006.
Selanjutnya di dalam parum agung (...........) dibentuklah Panitia Penggali Dana untuk mendukung rencana karya dimaksud, dengan ketua I Wayan Manggis dilengkapi dengan skretaris, bendahara serta anggotanya. Tugas Panitia Penggali Dana Karya Ngusaba ini adalah menggali potensi-potensi warga yang diperkirakan mampu untuk mapunia, potensi perusahaan-perusahaan yang ada di wewidangan desa pakraman Pedungan.

PAGUYUBAN 276 MhZ (14.276 MhZ)

Perkembangan aktivitas di Desa Pakraman Pedungan terasa semakin meningkat, untuk itu diperlukan adanya perangkat-perangkat yang mempermudah komunikasi dalam setiap even (kegiatan). Berangkat dari kondisi seperti itu, maka atas prakarsa atau usulan Bapak Ketut Suwenda (paktut Tulus, begitu panggilannya di udara) di bentuk suatu paguyuban frekwensi 14.276 MhZ. Dimana tujuan paguyuban ini adalah membantu atau istilahnya mendukung komunikasi (DUKOM) dalam setiap aktivitas desa pakraman di Pedungan.
Untuk saat ini Paguyuban 276 Mhz sudah beranggotan lebih dari 50 anggota, memiliki fasilitas RPU yang saat ini masih numpang di XL - tower.
Aktivitas yang telah dilaksanakan, antara lain pada saat Karya Pangabenan lan Mamukur (Ngerit) yang dikoordinir oleh banjar Pitik-Geladag, Pelaksanaan Pamelastian Ida Betara ke segara (Pamelisan di pesisir pantai Pelabuhan Benoa), serta kegiatan Yadnya lainnya yang merupakan agenda keluarga dari warga pakraman Pedungan.


NO

KODE

BANJAR

FREKWENSI

3

Kr suwung

Karangsuwung

4

Pande

Pande

5

Glatik 2

Gladag-Pitik

6

Seseh 2

Menesa – Puseh

7

Kpisah

Kepisah

8

Bgawan

Begawan

9

Dukuh

Dukuh Pesirahan

10

Sama

Sama

11

Sawah

Sawah

12

Kaja

Kaja

13

Ambgn

Ambengan



04 Juli 2009

MENGENAL INTRUKTUR - GURU DI PASRAMAN

Instruktur dan Guru yang bertugas di pasraman Desa Pakraman Pedungan di ambil dari beberapa tokoh desa yang menguasai bidang-bidang sesuai kurikulum pedoman pelaksanaannya, serta ada juga dari guru-guru dari sekolah SD yang ada di lingkungan pakraman Pedungan