PURWA WACANA

Om Swastiastu,

Desa Pakraman Pedungan memiliki pengurus yang telah di pilih pada Sabtu, 26 Maret 2011. Dengan susunan pengurus sebagai berikut: Bendesa : Drs. I Nyoman Sumantra; Penyarikan: I Nyoman Subaga ; Patengen: I Gusti Putu Loka; ; Patajuh Parhyangan : I Nyoman Jiwa Pande, S.Sos; Patajuh Pawongan : I Made Badra; Patajuh Palemahan : Ir. I Ketut Adhimastra, M.Erg; Kasinoman: I Made Suardana, SE

Om Santhi, santhi, santhi Om

22 Maret 2010

Prajuru Desa Pakraman menghadiri DHARMA SHANTI NYEPI KOTA DENPASAR



Undangan untuk menghadiri gelar Dharma Shanti Nyepi tahun baru Saka 1932, dihadiri oleh beberapa prajuru Desa pakraman Pedungan


Denpasar (denpasarkota.go.id), Pemkot Denpasar menggelar Dharma Shanti Nyepi tahun baru Saka 1932, Sabtu (20/3) di lapangan Puputan Badung dihadiri ribuan peserta dari kalangan tokoh agama, tokoh masyarakat, anggota dewan, pimpinan SKPD, guru dan siswa. Turut hadir berbaur duduk lesehan dengan masyarakat Wali Kota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra , Ketua DPRD Kota Denpasar , Wayan Darsa, Sekkot Denpasar A.A. Ngurah Rai dan Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Selly Rai Mantra. Walikota Rai Mantra ditemui disela-sela Dharma Shanti Nyepi mengajak masyarakat Denpasar melakukan “mulat sarira” (introspeksi diri) dalam memaknai Nyepi.

Apalagi di tengah heterogenitas kepentingan dalam kehidupan tidak sedikit permasalahan yang bisa menodai kerukunan antarumat beragama yang sudah terjalin dengan baik di Kota Denpasar. Selain itu Rai Mantra berharap melalui tokoh agama dan masyarakat mengajak untuk ikut menjaga Denpasar untuk tetap aman dan nyaman. “Jangan sampai masalah pribadi dijadikan perselisihan antarkelompok,” ingat Rai Mantra. Selebihnya mantan ketua HIPMI Bali ini mengharapkan agar krama Denpasar tetap bisa menjaga kerukunan hidup saling menghormati meskipun penduduk Denpasar sangat heterogen. “Keragaman jangan dijadikan sandungan, tapi dipakai sebagai penyatu dalam upaya menjaga budaya Bali,” harap Rai Mantra. IB. Made Putra, ketua Sabha Acarya Kota Denpasar mengungkapkan Dharma Shanti dilaksanakan salah satu bagian dari sad dharma sebagai salah satu cara umat Hindu merealisasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dalam usaha membangun suasana damai ditengah-tengah keragaman masyarakat. Keragaman sosial budaya menurut IB. Putra melahirkan perbedaan. Perbedaan itu indah jika mampu dijalin dalam jalinan harmonis sebagai satu kesatuan pondasi kokoh membangun persatuan. I Gst. Made Ngurah dalam dharma wecananya mengaku kagum terhadap semakin tingginya kesadaran umat khususnya masyarakat Denpasar dalam melaksanakan setiap perayaan hari-hari besar umat Hindu. Termasuk begitu tingginya kesadaran krama Denpasar dalam menjalankan catur brata penyepian, sehingga selama prosesi dari melasti, tawur kesanga, malam pengerupukan yang diramaikan dengan tidak kurang dari 300 ogoh-ogoh diusung oleh para sekaa teruna dan Nyepi itu sendiri mampu dilaksanakan penuh dengan kedamaian. “Sikap ini tentu menunjukkan betapa besarnya keinginan masyarakat Denpasar dalam menjaga wilayahnya agar tetap aman dan damai.” pungkas I Gst. Made Ngurah.

Usai dharma wecana , Walikota Rai Mantra menerima ucapan selamat hari Raya Nyepi dari masyarakat yang mengikuti Dharma Shanti. Orang nomor satu di jajaran Pemkot Denpasar ini dengan penuh sumringah dan sesekali melemparkan senyum menerima satu persatu ucapan selamat Nyepi. (Oka) sumber berita: klik disini