03 Mei 2011
NUNAS PEKULUH KE PURA WATU KLOTOK
Ulat bulu sempat meresahkan warga Bali sejak beberapa pekan lalu. Mulai dari Buleleng, Badung, Klungkung dan hampir semua kabupaten/kota. Untuk menghentikan penyebaran ulat bulu dan meminimalisir kerugian yang dialami warga, digelar Tawur Balik Sumpah, Pakelem lan Nangluk Merana Ulat Bulu di Pura Watu Klotok, Minggu (1/5) kemarin.
Upacara ini dimaksudkan untuk nyomya ulat bulu tersebut secara niskala. Intinya, upacara ini digelar untuk menyejahterakan jagat Bali, kata Sekretaris Panitia Karya, Pinandita Ketut Arsa Wijaya.
Rangkaian upacara sudah digelar sejak Kamis (28/4) lalu di Pantai Padang Galak, Sanur, Denpasar dengan upacara ngaben ulat bulu. Selanjutnya, Sabtu (30/4) lalu dengan nunas tirta di seluruh Sad Khayangan di Bali. Tirta-tirta itulah yang kemudian dibagikan kepada seluruh warga Bali saat upacara di Pura Watu Klotok kemarin. Tirta itu untuk dipercikkan di rumah, kebun atau tegalan.
Dikatakan, berdasarkan lontar Roga Sanghara Bumi, upacara seperti itu wajib digelar sebelum satu bulan sejak merana (ulat bulu) itu datang. Jika tidak digelar, merana yang datang bisa lebih parah, seperti air bah. Tawur Balik Sumpah, Pakelem lan Nangluk Merana di Pura Watu Klotok dipuput sembilan sulinggih. Salah satunya Ida Pedanda Gede Bang Buruan Manuaba. Dihadiri Pejabat Pemprov Bali, Bupati Klungkung, Wayan Candra dan perwakilan dari kabupaten/kota se-Bali.
Di sela-sela upacara, dilakukan pakelem. Namun, pakelem tak dilakukan di Pantai Watu Klotok, melainkan di Pantai Kusamba. Beberapa sarana pakelem di antaranya, kambing, bebek, ayam dan lainnya. (kmb20)
sumber berita: klik disini
Dalam rangkaian upacara tersebut maka prajuru Desa Pakraman Pedungan berangkat ke Pura Watu Klotok untuk nunas Pakuluh (Tirta) guna dibagikan kepada krama desa pedungan pada Redite 1 Mei 2011.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Om Swastiastu; Rahajeng Ngajegang Bali antuk Adat lan Budaya, Dumogi Bali stata Rahayu ngantos riwekasan
BalasHapusSuksma buat Rare Angon, sampun polih mesapa sanggra ring blog druwene puniki, rahajeng lan rahayu mewali
BalasHapus