Dalam rapat desa/paruman desa, pada hari Minggu 24 Januari 2010 bertempat di balai Gong Pura Desa, para kelian banjar dan dinas beserta prajuru desa dan dihadiri pula oleh para pemangku, baik pemangku kahyangan tiga maupun pemangku prasanak, dilaksanakan pertemuan khusus. Pertemuan atau rapat ini bersifat khusus karena yang diperdebatkan/didiskusikan adalah penting, diantaranya:
- Mengenai Melasti pada bulan Maret yang berkaitan dengan hari raya Tumpek Landep;
- Kemudian Persiapan perencanaan & pelaksanaan Karya Ngusabha Desa, yang telah mendesak yakni ± tujuh atau delapan bulan kedepan.
Mengingatkan peningnya acara paruman ini, maka prajuru desa mengundang pula para pemangku prasanak karena pada kesanggupan merekalah kegiatan Melasti akan dibebankan pelaksanaannya dalam bulan Maret 2010 ini.
Terkait dengan kondisi Melasti yang berbarengan dengan hari Tumpek Landep inilah maka Jro Bendesa berharap adanya suatu kesepakatan dalam waktu pelaksanaan maupun teknis pelaksanaannya, karena kalau tidak bijak mengambil langkah maka pelaksanaannya bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan.
Pada proses diskusi/pabligbagan, ada memang tercetus keinginan untuk melaksanakan Melasti pada pagi sore hari sedangkan hari Tumpek Landepnya dilakukan pada pagi harinya. Dipihak lain, terutama dari para pemangku kahyangan tiga mengusulkan agar dilakukan maju sehari, dengan harapan ida dane krama desa memperoleh kesempatan lebih dalam matur sembah.
Dalam pada itu, mangku Gede Pura Dalem Pakerisan sempat kerawuhan atau tedun Ida Betara mapica galah (memberikan waktu yang dipergunakan untuk Melasti), yakni maju sehari. Sehingga dengan demikian pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
- Hari Jumat, 12 Maret dilaksanakan Pamelastian ke segara;
- Hari Sabtu dan Minggu 13 dan 14 Februari Panyejeran;
Mangku Pura Desa juga mohon agar para Kelian banjar mensosialisasikan kepada ida dane krama banjar soang-soang (krama banjar masing-masing) agar melakukan pemintonan pada hari Minggu 14 Maret karena ketika hari Sabtu 13 Maret Ida Dane Mangku terlampau banyak tugas kemasyarakatannya (Ngeloka palasraya). Demikian pula karena Ida Betara Nyejer selama dua hari maka acara pedatengan pun dilakukan dua kali pula, artinya ada tambahan biaya pelaksanaannya. Selanjutnya, acara tetanduran juga menjadi dua kali, untuk itu dimohon banjar Karangsuwung dan banjar Pande diharapkan kesanggupannya melaksanakan tugas mulia ini (ngatur ayah Gong di Pura Desa pada malam harinya).
TENTANG KARYA NGUSABHA
Mengenai kesiapan Panitia dalam mengumpulkan dana buat Karya Ngusabha, ketua Panitia Penggalian Dana (I Wayan Manggis) melaporkan sampai saat ini baru terkumpul dana sebesar ± 710 juta rupiah. Untuk lebih meningkatkan penggalian dana ketua panitia berencana akan memungut (dengan bantuan dari para kelian banjar) iuran kepada pemilik rumah kos-kosan sebesar Rp. 100 ribu/bagi pemilik dan Rp. 50 ribu/orang yang kos. Disamping itu juga akan menyasar pula ke perusahaan-perusahaan besar yang ada di lingkungan desa Pedungan.
Diakhir diskusi/pabligbagan, dicetuskan suatu kehendak bersama yang menghendaki agar segenap kekurangan dari pembiayaan terhadap pelaksanaan karya akan menjadi beban bagi segenap banjar sajebag desa Pedungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar