Berikut ini berita peliputan acara yang dipublikasikan oleh Balipost, pada hari Kamis 17 Maret 2011:
Gubernur Bali Prihatin Munculnya Konflik Antarbanjar
GUBERNUR Bali Made Mangku Pastika mengaku prihatin dengan munculnya sejumlah konflik antarbanjar yang terjadi belakangan ini. Untuk itu, Bendesa Adat dan Majelis Desa Pakraman (MDP) diharapkan dapat melakukan langkah antisipasi untuk mencegah timbulnya konflik yang berbau adat. Harapan itu disampaikan Gubernur Mangku Pastika dalam Simakrama Desa Pakraman se-Bali yang dirangkaikan dengan Dharma Shanti Nyepi dan Peringatan 7 Tahun MDP di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Bali, Rabu (16/3) kemarin.
Ia berharap MDP Bali melakukan inventarisasi potensi permasalahan di tingkat desa adat sekaligus mengantisipasinya dengan langkah-langkah tepat. Terhadap permasalahan yang sudah muncul, diharapkan agar ditangani melalui mediasi yang menguntungkan semua pihak. ''Peran inilah yang harus dijalankan secara optimal oleh MDP sehingga tidak muncul kasus yang meresahkan masyarakat,'' katanya.
Memasuki usia tujuh tahun, Mangku Pastika menilai MDP telah berperan penting dan berkontribusi besar dalam pembangunan. Sebagai partner pemerintah daerah, MDP tidak hanya berkewajiban memberikan masukan dan pertimbangan. Namun, juga mengawal kebijakan pemerintah daerah. ''Dalam memantapkan eksistensi desa pakraman, saya berharap seluruh jajaran MDP dan Bandesa Desa Pakraman se-Bali selalu mulat sarira, mengevaluasi program dan kegiatan yang telah dilaksanakan,'' katanya.
Ia pun menyambut baik penyelenggaraan Simakrama Desa Pakraman se-Bali. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan komunikasi dan koordinasi antarbendesa adat.
Pada acara dihadiri oleh bendesa adat se-Bali, jajaran MUDP, pengurus LPD se-Bali dan tokoh adat itu, Gubernur Mangku Pastika kembali mengingatkan dampak globalisasi. Ditegaskan, keberadaan desa pakraman dan lembaga tradisional lainnya merupakan benteng adat dan budaya Bali dalam menghadapi derasnya dampak negatif era globalisasi. Pemerintah daerah berkewajiban melibatkan lembaga-lembaga tradisional, terutama desa pakraman dalam pembangunan daerah, secara optimal tetapi tetap proporsional. ''Melalui kesempatan ini, saya mengajak jajaran MDP, Bendesa Adat se-Bali, tokoh-tokoh adat dan para pengurus LPD untuk bersama-sama melaksanakan linggih dan sesana untuk ngayah melestarikan adat dan budaya Bali,'' tegasnya. (ian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar